Sabtu, 18 April 2015

Pupuk untuk sawit :NPK Super+TE (10-12-12-5 + TE)

Pupuk  adalah makanan (unsur hara) bagi setiap tanaman, dan pupuk harus cukup sesuai kuantitas dan kwalitas yang diperlukan oleh tanaman.
Adapun pupuk sawit NPK Super+TE adalah pupuk majemuk khusus yang diformulasikan untuk tanaman sawit, mengandung unsur hara makro primer, sekunder dan unsur mikro essencial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sawit dalam pertumbuhan dan produktivitas minyak nabati.
Pupuk sawit NPK Super+TE merk RAM telah terdaftar dan memenuhi syarat perdagangan dan industri, dan memenuhi syarat kwalitas produk.
  • Surat Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 09/kpts/TP.260/I/2003
  • Surat Departemen Pertanian RI No. S.06/DEPTAN-PPI/V/2006
  • Uji Efektifitas Departemen Pertanian RI Nomor 374/pupuk/PPI/V/2006
  • Surat Izin Departemen Pertanian RI Pusat Perizinan dan Investasi Nomor 414/pupuk/PPI/V/06
  • Balai Penelitian Tanah Bogor Hasil Analisis Contoh Pupuk Nomor 314/2006
  • Pendaftaran Hak Cipta Produk C00200804191
  • Pendaftaran Hak Paten D00200804191
  • SNI 2000 02-2803-2000
Pupuk sawit NPK Super + TE berbentuk batang (stick) terbungkus dengan bahan yang terbuat dari bahan organik dan dikemas dalam kotak yang bersisi 176 batang (stick) pupuk sawit NPK Super + TE.
Adapun komposisi dari pupuk sawit NPK Super 10-12-12-5 + TE ini adalah :
Nitrogen(N – total)=10%
Phosphate(P205)=12%
Photassium(K20)=12%
Magnesium(Mg0)=5%
Sulphur(S04)=15%
Calsium(Ca)=5%
Boron(B)=0,5%
Copper(Cu)=0,5%
Zinc(Zn)=0,05%
Manganese(Mn)=0,02%

RESPON PEMBENTUKAN BUNGA SAWIT PADA PUPUK “N”


Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditi dari tiga komoditi (karet, kakao, dan kelapa sawit) pada sub sektor perkebunan yang mendapat prioritas utama pemerintah dalam revitalisasi perkebunan seluas 2 juta ha yang dimulai tahun 2007 sampai 2009 (Dirjen Perkebunan 2007).  Sektor industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan bagi negara Malaysia dan Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi geografis wilayah Malaysia dan Indonesia memang sangat cocok untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit.  Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Malaysia dan Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit.  Hingga tahun 2005, lebih dari 85% produksi minyak dunia dihasilkan oleh dua negara produsen utama minyak sawit, yaitu Malaysia dan Indonesia.
Syahbana (2007) mengemukakan bahwa luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 5,6 juta ha, melibatkan 2,7 juta kepala keluarga petani, dengan produksi tandan buah segar (TBS) rata-rata nasional baru dapat mencapai 14 sampai 16 ton ha tahun־¹, sedangkan Malaysia telah mencapai 30 ton tiap hektar tiap tahun. Rendahnya produksi TBS yang dicapai sebagai akibat rendahnya produksi tandan bunga betina, yaitu 8 sampai 12 pohon ־¹ tahun־¹, sedangkan produksi tersebut dapat mencapai 16 sampai 24 tandan pohon tahun־¹ (Hardon dan Corley, 1982; Tahir, 2003).
Produksi tanaman ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, rendahnya produksi tandan bunga betina kelapa sawit salah satunya dipengaruhi oleh tingkat radiasi matahari yang diterima, jumlah daun (pelepah), kerapatan pelepah, dan serapan hara, terutama unsur nitrogen (N), khusus daerah tropis seperti Indonesia radiasi matahari bukan merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit (IOPRI, 2008).
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman golongan C4, yaitu memiliki titik kompensasi cahaya tinggi sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi, besaran yang menggambarkan banyak sedikit radiasi matahari yang mampu diserap tanaman tergantung pada indeks luas daun (ILD).  Selain itu, dalam daunnya terdapat dua klroplast, yaitu sel mesopil dan seludang berkas, pada kloroplast terdapat klorofil yang berfungsi untuk (a) panen cahaya, (b) mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, (c) penyumbang elektron utama (P 680 dan P 700), (d) penerima elektron utama dan eflouresensinya, keadaan inilah bila optimal yang diikuti dengan serapan N optimal, maka produksi tanaman meningkat, yaitu terbentuknya bunga dan buah maksimal (Sallisbury dan Ross, 1992).
Permasalahan utama rendahnya produktivitas pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan laju pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur hara yang cukup di dalam tanah, diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur esensial (Suwandi dan Tobing, 1982).
Schaffer, (1996) mengemukakan bahwa pertumbuhan tanaman erat kaitannya dengan hara yang diserap dari dalam tanah, terutama unsur N, karena unsur tersebut terfokus pada sintesis klorofil dan sintesa protein maupun enzim, yaitu enzim rubisco (ribulosa bifosfat karboksilase) yang berperan sebagai katalisator dalam fiksasi karbondioksida yang dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis.  Selanjutnya penurunan kadar N dalam tanaman berpengaruh terhadap fotosintesis baik lewat kandungan klorofil maupun enzim fotosintetik yang akhirnya menurunkan hasil (pati) yang terbentuk, keadaan tersebut mempengaruhi produktivitas tanaman, terutama pembentukan bunga dan buah.
Winarno, dkk., (2000) mengemukakan bahwa pemberian pupuk nitrogen dalam bentuk urea lebih cepat tersedia dibanding dengan pupuk majemuk dan reaksinya sudah dapat diamati pada hari ke 15 setelah aplikasi.  Selain itu, pengaruh tunggal pupuk urea pada tanaman kelapa sawit dapat meningkatkan berat tandan buah dari 21,74 ton ha-1tahun-1 menjadi 27,60 ton ha-1 tahun-1 pada dosis 1,0 sampai 4,5 kg pohon-1.  Selanjutnya persentase bunga yang terbentuk juga tinggi, walaupun dalam penelitian tersebut tidak disebutkan jumlah bunga tiap tandan bunga betina yang terbentuk.
Untuk itu, dalam percobaan mengenai respon pembentukan bunga kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap Pupuk N dengan dosis berbeda akan ditelaah apakah pemberian pupuk N pada tanaman kelapa sawit akan mempengaruhi pembentukan jumlah tandan bunga betina yang terbentuk optimum, serta menentukan tingkat sex rasio bunga jantan dan bunga betina yang terbentuk. (Sumber data)
TUJUAN :
  1. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N yang diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit dalam pembentukan tandan bunga.
  2. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N terhadap besarnya sex rasio yang timbul pada bunga betina dan bunga jantan kelapa sawit.
KONTRIBUSI :
  1. Hasil pengamatan ini diharapkan sebagai bahan informasi dalam pengembangan budidaya kelapa sawit serta peningkatan kualitas pengabdian kepada masyarakat dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan.
  2. Hasil percobaan diharapkan sebagai bahan pembelajaran pada program studi Produksi Tanaman Perkebunan  Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

Peranan Unsur Nitrogen (N)

Gardner dkk., (1985); Sallisbury dan Ross, (1992)  mengemukakan bahwa tanaman menyerap unsur N dalam bentuk ion NOֿ3 dan NH+4.  Ion mana yang akan lebih dahulu diserap tergantung pada keadaan pH.  Pada pH di atas 7 (keadaan basa) maka ion NH+4 (amonium) yang akan lebih cepat diserap sedangkan pada pH dibawah 7 (keadaan asam) maka ion NOֿ3 (nitrat) yang lebih besar peluangnya untuk diserap. Hal ini disebabkan karena pada pH di atas 7 (keadaan basa) banyak terdapat ion hidroksida (OH) ֿ sehingga ion NOֿ3 yang sama-sama bervalensi satu dan bermuatan negatif akan saling bersaing akibatnya ion NH+4 yang berpeluang lebih besar untuk diserap dan sebaliknya pada pH rendah banyak tersedia ion H+ berarti ion NH+4 yang sama-sama valensi satu dan bermuatan positif akan berkompetisi sehingga peluang ion NOֿ3 untuk diserap akan jauh lebih besar kalau diberikan dalam bentuk pupuk urea, yaitu CO (NH2)2 = O2→ 2HNO+ 2H2O + Energi dan 2HNO+ O2 → 2HNO3. maka H+─ NO3 (diserap), sebaliknya kalau diberikan pupuk ZA (amonium sulfat) (NH4)SO4 → 2NH4 (diserap) + SO(diserap).
Gambar 1. Ikatan kimia dan molekul pupuk Urea
Sumber: aqobah.net/tag/tanaman
Schaffer, (1996) menyatakan bahwa protein dan asam nukleat yang diperoleh dalam fotosintesis dipakai untuk pengisian inti sel yang terus membelah dari satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnya sehingga tanaman dapat tumbuh dan membesar.  Suatu hal yang perlu diingat bahwa apabila pemberian N yang berlebihan akan menyebabkan rasa pahit seperti yang terjadi pada timun, sedang untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit daun menjadi lemah dan mudah terserang hama penyakit.  Kekurangan N dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menguning, kering dan jaringan mati.  Buah yang kekurangan N pertumbuhannya tidak sempurna, cepat masak dan kadar proteinnya rendah.
Bila pemberian N melalui pemupukan daun terlalu sering, maka NH3 akan tertimbun dalam tubuh tanaman, dilain pihak ada hambatan pembentukan protein dan asam nukleat menyebabkan tanaman mencari alternatif lain yaitu pembentukan amida yaitu senyawa sekunder yang rasanya pahit.  Sebab bila NH3 ini tertimbun dalam jumlah banyak justru akan berbalik meracuni tanaman (Sukarji, dkk., 2000).
Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung N berkadar tinggi atau sekitar 46 persen, pupuk tersebut merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.  Pupuk urea berbentuk butir kristal berwarna putih dengan rumus kimia NH2CONH2 mudah larut dalam air dan bersifat higroskopis, sehingga dalam aplikasinya di lapangan ditaburkan di sekitar bokoran atau batang tanaman.  Kegunaan pupuk tersebut adalah daun tanaman berwarna hijau dan meningkatkan kandungan klorofil daun, mempercepat pertumbuhan tanaman terutama organ vegetatif dan perakaran serta menambah kandungan protein tanaman (IOPRI, 2008).
Gambar 2. Pupuk Urea.
Fisher, (1992) mengemukakan ketersediaan unsur-unsur esensial di dalam tanah sangat ditentukan oleh pH, unsur N tersedia pada pH 5,5 sampai 8,5, P pada pH 5,5 sampai 7,5 sedangkan K pada pH 5,5 sampai 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Pelajaran penting yang perlu diingat dari ketersediaan unsur esensial dalam hubungannya dengan pH, yaitu bahwa untuk melakukan percobaan lapang disarankan agar dilakukan pada area dengan pH tanah kurang lebih 7.  Hal ini disebabkan pada pH tersebut semua unsur hara esensial baik makro maupun mikro berada dalam keadaan yang siap untuk diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial adalah (a).  Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal (dari biji ke biji), (b).  Unsur tersebut memegang peran penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain, (c).  Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung (IOPRI, 2008).
Morfologi Bunga Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan mulai mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina.  Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.  Tanaman kelapa sawit mengadakan penyerbukan silang (cross pollination).  Artinya, bunga betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon yang lainnya dengan perantaraan angin dan atau serangga penyerbuk.  Bunga kelapa sawit berumah satu, artinya pada satu batang terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Tandan bunga terletak di ketiak daun, mulai tumbuh setelah tanaman berumur sekitar satu tahun.  Primordia (bakal) bunga terbentuk sekitar 33 sampai 34 bulan sebelum bunga matang (siap melaksanakan penyerbukan).  Pertumbuhan bunga sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanaman. Tanaman yang tumbuh kerdil pertumbuhan bunganya lebih lambat.  Letak bunga jantan yang satu dengan lainnya sangat rapat dan membentuk cabang-cabang bunga yang panjangnya antara 10 sampai 20 cm. Pada tanaman dewasa, satu tandan mempunyai kurang lebih 200 cabang bunga. Setiap cabang mengandung 700 sampai 1200 bunga jantan.  Bunga jantan ini terdiri dari 6 helai benangsari dan 6 perhiasan bunga. Satu tandan bunga jantan dapat menghasilkan 25 sampai 50 gram tepungsari.  Bunga betina terletak dalam tandan bunga, tiap tandan bunga mempunyai 100-200 cabang dan setiap cabang terdapat paling banyak 30 bunga betina. Dalam satu tandan terdapat 3.000 sampai 6.000 bunga betina.  Bunga betina memiliki 3 putik dan 6 perhiasan bunga.  Diantara bakal buah hanya satu yang subur, jarang terdapat dua atau lebih.
Bunga jantan maupun bunga betina biasanya terbuka selama 2 hari (jika dalam musim hujan bisa sampai 4 hari). Tepung sari dapat menyerbuki selama 2-3 hari, tetapi makin lama daya hidup viabilitasnya makin menurun
Gambar 3.Bunga jantan dan bunga betina kelapa sawit
Keterangan  :
a. bunga jantan
b. bunga betina
c. bunga betina masa anthesis
d. bunga jantan masa anthesis
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa;
(1)   Penambahan dosis pupuk N tidak mempengaruhi pembentukan bunga jantan,
(2)  Penambahan dosis pupuk N mempengaruhi pembentukan bunga betina. Dosis pupuk N 1750 g pohon-1menghasilkan bunga betina sebanyak 12,7 tandan, tetapi tidak berbeda dengan perlakuan dosis 500 g pohon-1 sampai 3000 g pohon-1,
(3)  Dosis pupuk N adalah 500 g pohon-1,
(4)  Hasil sex rasio tertinggi pada perlakuan dosis 1750 g tanaman-1 yaitu sebesar 86,62%.
(5)  Sex rasio maksimal terbentuk pada perlakuan dosis 500 g pupuk N tanaman-1.

Jumat, 13 Februari 2015

Tips Terbaik Dan Mudah Budidaya Kelapa Sawit


Tips Terbaik Dan Mudah Budidaya Kelapa Sawit : Kelapa sawit atau Elaeis ini adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak Seperti, Minyak Masak, Minyak Industri, Maupun bahan bakar (Biodiesel) Yang perkebunanya menghasilkan keuntungan yang besar sehingga banyak hutan dan perkebunan yang lama di komversi menjadi perkebunan buah kelapa sawit. Nah... Negara indonesia kita ini adalah lumayan banyak penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Dunia. Di negara indonesia penyebaranya di daerah Aceh, Pantai timur Sumatra, Jawa juga Sulawesi.

Cara penanaman kelapa sawit yang baik dan benar berikut ini saya berikan beberapa tips dalam menanam kelapa sawit tersebut. Tips ini di rangkum dari pengalaman penulis selama belajar dan bertanam tanaman kelapa sawit. Berikut di bawah ini tips terbaik mudah dan benar budidaya kelapa sawit.

1. Pada lahan daerah yang kering, Dan menanam kelapa sawit dengan sistem lembah tangkapan air. Maksutnya : Tanah di gali terlebih dahulu yang berbentuk bulat berdiameter (150 cm Sedalam 30 cm) Kemudian di Tengah-tengahnya di gali lubang petak yang berukuran (50 x 50 x 50 cm) Untuk lubang penanaman Bibit. Hal ini akan sangat membantu asupan Air, Karena sawit adalah tanaman yang sangat banyak membutuhkan air. Selain dari itu akan membantu Efisiensi pemupukan. Karena akan menghindari hanyutnya pupuk yang terbawa air hujan. Akan tetapi tentu biayanya lumayan besar, Namun dalam jangka panjang perlakuan ini akan jauh lebih menguntungkan anda.


2. Pada lahan yang ada serangan hama tikusnya, Balutlah pangkal pohon sawit yang baru di tanam dengan kawat ram atau kawat kandang ayam setinggi (50 cm). Dan bagian bawah kawat haruslah kandas ke tanah, Dan bisa juga memakai Jala bekas. Kemudian pembalutan dilakukan dengan tidak terlalu ketat dan kuat, Agar pertumbuhan batang kelapa sawit tidak terganggu. 

Tips Terbaik Dan Mudah Budidaya Kelapa Sawit
  

3. Apabila ada pohon kelapa sawit yang berbuah Jarum, Atau durinya saja yang banyak namun buah nya terlalu kecil, Stop, jangan di tebang atau di ganti, Kumpulkan sampah dedaunan kering sekitar pangkal batangnya kemudian bakar sampai daun pada pelapah terbawah pohon yang sedikit layu. Anda lakukan setiap 20 hari sekali atau setiap pemanenan buah kelapa sawit Sekitarnya. Selain dari itu buah jarumnya haruslah tetap di panen, Di buang, Dan pelapahnya juga di bersihkan sesuai rotasi pembersihan pelapah kelapa sawit yang lainya. Kemidian secara Berlahan-lahan pohon kelapa sawit ini akan berubah buahnya menjadi normal dan bagus layaknya buah sawit yang Normal.

4. Lahan yang terlalu tinggi kandungan asam/Aluminiumnya (AL) Maka bisa di netralkan dengan meneburkan Pupuk Abu atau pupuk Dotani dan tanah kapur sebanyak (30 kg Perpohon). Hal seperti ini bisa juga di terapkan untuk lahan yang gambut dalam.

5. Ciri-ciri sawit jenis dura : Sabut buahnya tipis, Kernel (Tempurung bijinya) Besar dan tebal. Biji (Intinya) Juga besar atau berjumlah sampai 3 biji dalam satu tempurung atau cangkang. Jenis ini banyak di tanam oleh rakyat petani, Karena Bobot TBS nya yanglebih berat. Sebaliknya sawit jenis Tenera, Sawit tenera ini sabut kelapanya tebal, Kernelnya kecil dan kulit kernelnya tipis. Bobot TBSnya lebih ringan di banding sawit jenis dura,Jenis tenera ini paling banyak di tanam di perkebunan besar karena rendemen atau pesentase CPO Nya yang tinggi. Juga kulit bijinya yang tipis dan lunak akan sangat menghemat usia peralatan pabrik buah kelapa sawit.

6. Jarak tanaman pohon buah sawit sebaiknya tidak kurang dari (9 x 8 Meter) Kecuali anda menggunakan bibit sawit unggul pelepah pendek. Sawit unggul pelepah pendek tersebut memang bisa di tanam lebih rapat dari pada sawit lokal. Dan lebih menguntungkan dalam jangka pendek dan menengah. Tetapi dalam jangka panjang maka hasilnya akan kalah sedikit di banding sawit lokal. Karena usia sawit lokal yang lebih panjang hingga (3-4 Tahun). Nah selain dari itu sawit unggul tandan buahnya akan sedikit mengecil apabila telah berusia diatas lokal. Sehingga sering patah atau tumbang jika datang badai atau angin besar.

Hal ini yang membuat banyak perkebunan besar pohon sawitnya tinggal (60-75%) saja pada saat peremajaan. Bandingkan dengan sawit lokal yang biasanya bertahan pada kisaran (90%) pohon masih berdiri.Selain dari faktor bibit, Faktor pemupukan juga ikut menetukan kekokohan pohon. Pupuk yang banyak akan membuat batang dan akar pohon sawit menjadi rapuh.Ciri-ciri pohon sawit yang kebanyakan pupuk adalah, Batangnya Gundul, Sedikit sekali sisa pangkal pelapah yang masih menempel.    


7. Pada saat ini perkebunan melakukan Planting inter planting pada saat peremajaan tanaman buah sawit. Maksutnya : 3 tahun sebelum sawit tua diafkir atau di tumbang,Bibit sawit baru berumur 2 tahun setelah di tanam tepat diantara jarak tanak yang lama. Setelah tanaman baru berumur 3 tahun, Baru sawit lama di tumbang dengan (Buldozer) Dan ada juga membunuh pohon tua tersebut dengan meracun. Caranya : adalah batang di suntikkan racun kedalam lubang hasil pemboran tadi. Kemudian lubang di tutup lagi dengan tanah liat, Dan posisi lubang adalah mengarah ke bawah, Sehingga racun tidak tumpah, Dan jumlah racun berkisar (150 cc).

8. Bibit sawit yang berumur 2 tahun, Sebelum di bawa ke kebun sawit, Di potong terlebih dahulu semua pelapahnya Setengah, Kecuali di bagian Pucuk. Hal ini untuk mencegah Stress akibat penguapan air pohon yang berlebihan, Perhatikan, Jangan membuang tanah yang ada di dalam (Polibag) Dan polibag haruslah di buka sebelum bibit di tanamkan. Dan hentikan penyiraman bibit 2 hari sebelum di pindahkan ke kebun atau kelapangan Guna mencegah pecahnya tanah pada saat diangkut.

9. Waktu membongkar bibit besar dari dari tempat tanam pembibitanya, Lalu miringkan bibit kemudian potong akarnya yang menembus polibag dengan arit/sabit. Peringatan, jangan pernah menariknya dengan paksa,demikian saja sedikit tips dengan bertanam buah sawit. Apabila ada komentar atau yang ingin di perjelas silahkan saja anda hubungi No Hp (0812 6307 6562) Terimakasih atas postingan bapak http://peuyeumcipatat.blogspot.com.

Teknik Budidaya Sawit 

1. Syarat pertumbuhan 


Iklim : Lama penyinaran matahari Rata-rata (5-7 jam/hari) Curah hujan tahunan (1.500-4.000 mm) Dan temperatur optimal (24-28 OC) Juga ketinggian tempat yang ideal antara (1-500 m dpl) Kecepatan angin (5-6 km/jam) Untuk membantu proses penyerbukan.

2. Media tanam

Tanah yang baik mengandung banyak lempung, Beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, Permukaan air tanah cukup dalam, Dan solum juga cukup dalam (80 cm) pH tanah 4-6,Dan tanah tidak berbatu,Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial,Tanah gambut saprik, Dataran pantai dan muara sungai dapat di jadikan perkebunan kelapa sawit.

3.Pedoman teknis budidaya kelapa sawit

Pembibitan dan penyemaian : Kecambah di masukkan polibag (12 x 23 atau 15 x 23 cm berisi 1,5-2,0kg) Tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah di tanam sedalam (2 cm) Dan tanah di polibag harus berumur sampai 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai, Dan bibit di pindah tanamkan. Bibit dari dederan di pndahkan kedalam polibag (40 x 50 cm) setebal (0,11 mm) yang berisi (15-30 kg) tanah lapisan atas yang diayak, Dan sebelum bibit di tanam siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup/liter air. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak (90 x 90 cm).

4. Pemeliharaan pembibitan

Penyiraman di lakukan 2 kali sehari, Dan penyiangan 2-3 kali sebelum atau di sesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, Berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus di buang. Seleksi di lakukan pada umur 4 dan 9 bulan. Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut di bawah ini :

1. Pupuk makro

Minggu pertama : (15-15-6-4)
Minggu kedua dan tiga : (2 gram)        

Minggu keempat dan lima : (4 gr)
Minggu enam dan delapan : (6 gr)
Minggu ke sepuluh dan dua belas : (8 gr)
Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 g)
Minggu 22, 24, 26 & 28 (12gr)
Minggu 30, 32, 34 & 36 (17gr)
Minggu 38 & 40 (20gr).
Minggu 12-12-17-2 Minggu 19 & 21 (4gr) 
Minggu 23 & 25 (6gr)
Minggu untuk 27, 29 & 31 (8gr)
POC NASA minggu mulai 1-40 (air memercik 1-2cc/lt perbibit 1-2 minggu).

Dengan Catatan: Akan lebih baik pembibitan diselingi / SUPER NASA 1-3 kali digabungkan dengan dosis 1 botol + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air digunakan sebagai larutan induk.Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman


Teknik Penanaman


Penentuan Pola TanamanPola tanam monokultur atau tumpangsari dapat. Tanaman penutup tanah (legume penutup tanaman LCC) di bidang perkebunan kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu ( gulma). Kacang-kacangan Penanaman harus dilaksanakan secepat persiapan lahan selesai.3.2.2.Tanaman Lubang pembuatan


Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50 × 40 cm sedalam 40 cm. Sisa tanah digali (20 cm) dipisahkan dari tanah di bawah. 9 × 9x9 m jarak. Daerah perbukitan, membuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.3.2.3. Penanaman Metode


Penanaman di awal musim hujan, setelah hujan turun terus. Sehari sebelum tanam, bibit dalam polybag flush.Lepaskan plastik polybag dengan hati-hati dan menaruh benih ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang telah tumbuh di kotoran selama 1 minggu + sekitar akar tanaman. Segera ditimbun dengan tanah digali. Tuang merata dengan dosis ± POC NASA 5-10 ml / liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4 tutup / tangki). Hasilnya akan lebih baik jika Anda menggunakan SUPER NASA. Adapun cara menggunakan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air digunakan sebagai larutan induk.Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
 


Pemeliharaan Tanaman 

Jahitan dan SpasiDisulam dengan bibit tanaman mati berusia 10-14 bulan. Populasi 1 hektar + 135-145 pohon agar tidak ada sinar matahari kompetisi.3.3.2. PenyianganTanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.3.3.3.PemupukanAnjuran pemupukan sebagai berikut:Pupuk MakroUrea 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll225 kg / ha1000 kg / haTSP 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 48 & 60115 kg / ha750 kg / haMOP / KCl 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll200 kg / ha1.200 kg / haKieserite 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll75 kg / ha600 kg / haBorax 1. Bulan 6, 12, 18, 24, 30 & 362. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dll20 kg / ha40 kg / haNB. : Pupuk pertama harus di awal musim hujan (September-Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret-April).


POC NASAa. Dosis POC NASA mulai awal tanam:0-36 bln 2-3 tutup / diencerkan secukupnya dan tuangkan di sekitar pangkal batang, setiap 4-5 bulan> 36 bln 3-4 tutup / diencerkan secukupnya dan tuangkan di sekitar pangkal batang, setiap 3-4 bulanb. Dosis POC NASA produksi di pabrik yang ada tetapi tidak dari awal memakai POC NASATahap 1: Aplikasikan 3-4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bulan. Dosis 3-4 tutup / pohonTahap 2: Aplikasikan setiap 3-4 bulan.Dosis 3-4 tutup / pohonCatatan: Akan lebih baik pemberian diselingi / ditambah SUPER NASA 1-2 kali / tahun dengan dosis 1 botol 200 + tanaman. Bagaimana untuk melihat Teknik Penanaman (Titik 3.2.3.)3.3.4. Daun pemangkasanAda tiga jenis pemangkasan adalah:a. Pemangkasan pasirMembuang daun kering, buah atau buah busuk pertama kalinya 16-20 tanaman bulan.b. Penurunan produksiPotong daun yang tumbuh tumpang tindih (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.c. Pemeliharaan pemangkasanBuang daun songgo dua secara teratur sehingga jumlah tanaman pokok hanya ada 28-54 helai.3.3.5. Bunga pengebirianBunga potong tumbuh pria dan wanita pada 12-20 bulan tanaman tua.3.3.6. Buatan PenyerbukanUntuk mengoptimalkan jumlah tandan buah, penyerbukan dibantu dibuat oleh manusia atau serangga.a. Penyerbukan oleh manusiaSelesai saat tanaman 2-7 minggu pada bunga betina sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Karakteristik bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna stigma kemerahan dan berlendir. Penyerbukan cara:1. Mandi bunga selubung.2. Campur serbuk sari dengan murni bedak (1:2). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada stigma menggunakan lap bayi / puffer.b. Penyerbukan oleh serangga penyerbuk Kelapa SawitCamerunicus Elaeidobius serangga penyerbuk tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dirilis menjadi bunga betina sebagai represif. Keuntungan ini adalah tandan buah cara yang lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, lebih produksi minyak 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%. 



Hama dan Penyakit

3.4.1. Hamaa. Hama MitePenyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun bronz mengkilap dan berwarna. Pengendalian: Semprotkan Pestona atau BVR.b. Ulat SetoraPenyebab: Setora Nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga lidinya ditinggalkan sendirian.Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona.3.4.2. Penyakita. Akar LedakanPenyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Menyerang bagian akar. Gejala: Kematian mendadak di persemaian bibit, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: membuat persemaian yang baik, penyediaan air irigasi pada musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO.b. Garis kuningPenyebab: Fusarium oxysporum. Daun diserang. Gejala: kuning pucat oval lingkaran di sekitar warna coklat pada daun, daun kering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda.Pencegahan dengan penggunaan Natural GLIO sejak awal.c. Dry Rot BasalPenyebab: Ceratocyctis paradoxa.Rods diserang. Gejala: kulit rapuh, daun dan busuk kering, daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit yang telah diinokulasi penyakit.Catatan: Jika pengendalian hama dengan menggunakan pestisida alami tidak dapat mengatasi dengan pestisida kimia yang dianjurkan digunakan. Agar lebih merata penyemprotan pestisida kimia dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup) / tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat dicampur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup) / tangk


Panen

Harvest TimeMulai berbuah setelah 2,5 tahun dan 5,5 bulan setelah penyerbukan masak. Dapat dipanen ketika tanaman telah berusia 31 bulan, setidaknya 60% dari buah itu masak panen, pohon-pohon 1 dari 5 tandan buah panen matang. Karakteristik tandan matang dipanen minimal 5 bagian lepas / jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau setidaknya 10 buah tandan longgar seberat 10 kg atau lebih.

  

Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik Dan Mudah Budidaya Kelapa Sawit tersebut, Semoga banyak manfaatnya